Rabu, 28 April 2010

KAWAH IJEN


Kawah Ijen merupakan salah satu obyek wisata di kabupaten Bondowoso yang diprioritaskan untuk dikunjungi wisatawan baik mancanegara maupun domestik. Dengan ketinggian 2386 meter dpl dan luas 5400 ha, memepunyai pemandangan alam yang mempesona dan udara yang sejuk. Beberapa keunikan dakawah ijen yang tidak dijumpai di daerah wisata gunung lain adalah adanya Danau kawah dengan air yang berwarna hijau tosca yang menakjubkan dan yang khas adalah derajat keasaman air tersebut sangat rendah (Ph : 2.0 ), Hal tersebut disebabkan bereaksinya gas H2S dengan air kawah. Jika mengenai kulit akan terasa gatal-gatal dan panas. Oleh penduduk setempat untuk obat kulit ( panu ). Di sekitar danau dijumpai beberapa lubang aktifitas Sulfator yang menyemburkan gas belerang dan cairan belerang (sulfur) berwarna kuning. Cairan tersebit segera membeku dan terbentuk bongkahan sulfur yang ditambang secara tradisional oleh penduduk setempat. Sulfur tersebut diangkut/dipikul dengan keranjang menuruni gunung. Perpaduan bentang alam yang menakjubkan dengan aktifitas penduduk penambang sulfur merupakan pemandangan yang khas dan unik. Bagi pecinta petualangan di alam terbuka patut untuk dicoba mendaki kawah ijen.

Route tempuh
Untuk menuju Kawah Ijen ada dua cara yaitu lewat Bondowoso dan lewat Banyuwangi. Kali ini saya sebagai backpacker mencoba lewat Bondowoso. Awalnya naik bus dari Surabaya (terminal Bungurasih) menuju Jember ( 3-4 jam ). Dari jember dilanjutkan naik angkot menuju Bondowoso ( 0.5-1 jam). Menginap di hotel sederhana semalam. Pagi hari dari terminal Bondowoso menuju pertigaan Gardu Otak , kec wonosari dengan angkot ( 15 min), ini terletak di jalan Bondowoso-Situbondo. Dari gardu otak dilanjutkan perjalanan dengan angkot L300 menuju Sempol dan Belawan.Angkot ini ada jam 08:00 pagi mengangkut ibu-ibu belanja dan beli barang dagangan. Asyik juga berdesakan dengan keranjang sayur..... Perjalanan ke arah sempol kondisi jalannya jelek penuh batu-batu, melewati hutan lindung Alas Purwo, pemandangan di beberapa dijumpai hutan pinus, kadang ada beberapa lutung hitam bergelantungan berayun dari dahan ke dahan. Sampailah kami di area Argowisata Gempit dengan jajaran pohon kopi tertata rapih. Pohon kopi disini jenis pendek-pendek. Desa Gempol tak jauh dari Argowisata. Sebelum sampai Belawan saya ganti Ojek sampai Paltuding ongkos rp 25000 jam 11:30. merupakan pos terakhir sebelum mendaki ke puncak kawah dengan jalan kaki. Di Paltuding ada warung makan untuk siapkan perbekalan. Perlu diketahui pendakian ke puncak diijinkan maksimum jam 13:00,demi keamanan karena dikhawatirkan muncul paparan gas beracun H2S. Saya mendaki dipandu/ditemani penambang yang kebetulan tidak kerja hari itu. Di sepanjang jalan menuju kawah banyak berpapasan dengan para penambang sulfur tradisional. Pendakian ditempuh dalam waktu 2 jam dengan jalan santai. Sampai di puncak kadang diterpa asap belerang yang bau menyengat dan pedas di mata. Tapi semua tak dirasa ketika melihat betapa menakjubkan bentang alam danau kawah ijen yang berwarna hijau tosca. Saya turun ke danau kawah beberapa saat menikmati indahnya kawah ijen. Setelah puas kami turun menuju penampungan sulfur sampai di bawah jam 15:15, bersama para penambang dan sulfurnya sekalian diangkut truk menuju desa Licin kab Banyuwangi tempat penampungan sulfur terakhir Sebelum di jual. (asyik juga naik truk rame-rame ). Dari desa Licin saya diantar penambang dengan motor ojek menuju Banyuwangi. Esok pagi kembali ke Surabaya naik kereta api.