Kamis, 24 Januari 2019

PEKALONGAN TEMPO DOELOE



PEKALONGAN TEMPO DOELOE

Pekalongan kota pesisir jawa tengah yang terkenal dengan batiknya.  Kota ini berbatasan dengan Laut jawa di utara, dengan kab Batang di timur , di sebelah selatan dan barat berbatasan dengan kab. Pekalongan. Pekalongan berada di jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Angkutan umum antarkota dilayani oleh bus dan kereta api (di Kota Pekalongan). 

Secara geografis terletak pada posisi  koordinat : 6° 53' 0" Lintang selatan, 109° 40' 0" Bujur timur
atau membentang antara 6º50’42”–6º55’44” LS dan ‎‎109º37’55”–109º42’19” BT

Kata Pekalongan berasal kata kalong, yang berarti "kelelawar" dalam bahasa Jawa. Menurut legenda, Raden Bahurekso (bupati Kendal I), seorang abdi dalem Sultan Agung, diberi perintah oleh Sultan Agung untuk membangun sebuah daerah di sebelah barat Kota Kendal,Raden Bahu pun melakukan tapa ngalong (bertapa seperti kelelawar) di daerah ini.

Makanan Khas Pekalongan adalah Megono, irisan / cacahan nangka muda (cecek) dicampur parutan kelapa muda dan bumbu bumbu lengkap di kukus . Megono biasanya dimakan dengan nasi , sambal dan tempe goreng hangat.

Foto kota pekalongan tempo doeloe



Balai kota Pekalongan th 1954, sekarang th 2019 menjadi Museum Batik Pekalongan



Pasar Banjar sari Pekalongan th 1950

Jembatan Kali Loji Bugisan, 

Kali Loji th 1946
Kantor Karesidenan jl Diponegoro  th 1946. 


Bioskop Rahayu (kiri) dan Bioskop Fajar (kanan) th 1946
Menara Masjid Agung Kauman 1960an


                                          Lapas di jl WR Supratman Panjang Wetan th 1935



Kauman th 1954







Menara Masjid di Jl. Surabaya Kampung Arab
Jembatan kali Loji jl HayamWuruk Pasar anyar





                                                      Pembuatan Batik Tulis 









PENDAKIAN GUNUNG TAMBORA


PENDAKIAN GUNUNG TAMBORA   (2850 mdpl)


Pendakian gn. Tambora saya lakukan pada tahun 2012, solo bacpacker
14 Nov '12 Terbang dari jakarta airport Soeta ke Mataran (NTT) . Sampai di Airport Praya Mataram tepat pukul 11:30. Dilanjut naik bus dari Mataram menuju pertigaan Banggo
15 Nov 2012 jam 02:30 sampai di pertigaan Banggo, pertigaan ini terletak 4-5 km sebelum Dompu
Duduk di warung kopi sambil tunggu subuh, kebetulan dekat pertigaan ada masjid.
Setelah sholat subuh, sambil ngopi ngobrol dengan penduduk setempat dan pemilik warung.

07:30 naik bus tanggung dari Banggo menuju Cilebay (25 rb), jam 11:30 sampailah saya di Cilebay.
diantar ojek ke rumah pak kepala desa untuk minta ijin  naik Tambora.  nginap semalam di penginepan depan rumah pak kades (200 rb semalam ), pak Kades memang menyediakan 3 kamar untik menginap para pendaki. Kamar cukup bersih, ada tempat tidur kamar mandi.  sambil persiapkan  keberangkatan besok. Kebetulan tidak lama datang dua orang tourist Polandia yang mau naik Tambora juga. bisa sama sama jadi ada teman.

16 Nov 2012 jam 07:00   berangkat tracking gunung Tambora bersama dua orang Polandia dan seorang porter dan guide. menuju desa Pancasila desa terakhir sebelum masuk hutan gn. Tambora.
kami bawa akomodasi Beras 3 liter, Supermie 20 ea, gula kopi secukupnya.  di desa pancasila kami isi buku tamu di sekretarian komunitas pendaki gunung setempat,


                                            sampai di Pos # 1 jam 08:00

Lanjut perjalanan menuju pos 2 istirahat sebentar langsung lanjut menuju pos #3



                                          Pos #3 hutan lebat gn Tambora

Dari pos ## lanjut track ke pos #4 istirahat sebentar, lnjut ke pos #5  sampai pos #5 jalan tack berupa tanah kadang tumpukan batu batu tertata. di Pos #5 kami istirahat makan siang supermie rebus + sosis. Medan tracking kali ini tidak berat, jalan relatif datar makin naik, jalur ini sebenarnya cocok bagi pemula.

                                          pos #5 jam 12:30  istirahat dan makan siang

Menjelang pos #5 ini banyak tanaman jelatang, dimana daun tanaman ini jita tersentuh kulit, dapat menimbulkan rasa gatal, setelah digaruk, kulit akan memerah  seperti terkena ulat bulu tapi lebih panas jika terkena daun jelatang.


                                   
                                    Tanaman Jelatang yang daunnya disa menimbulkan rasa gatal panas.
Teman teman keponakan pak luran mendirikan tenda disini pos #5 , setelah isi air  untuk perbekalan karena pos #5 ini pos terakhir dijumpai mata air.,  lanjut kami naik terus sampai pos #7 dengan pertimbangan hari masih menjelang sore belum gelap.
jam 3:00 kami lanjut ke Pos #7 treknya juga ga berat,  biasa saja relatif landai. jam 17: sampailah kami di pos #7





                                           Pos #7, kami mendirikan tenda istirahat


jam 01:30 kami mulai trecking dari pos #7 ke kreater gn Tambora. Gunung ini mempunyai kawah yang besar dan luas diperkirakan panjang kreater sampai 5 km. dalamnya 1 km.

Puncak kawah Tambora

jam 02:30 sampailah kami di pinggir kawah gn Tambora,malam itu di puncak dingin banget dan anginnya besar saya berlingung di balik batu untuk menghindari hembusan angin yang kencang. setelah terang tanah, kami menuju pinggir kawah... wow pemandangan kawah yang menakjubkan.....

Jam 06:30 : kami turun  kembali ke rumah kepala desa, ngnap semalam, sesuknya saya kembali naik bus ke Lombok.






Rabu, 23 Januari 2019

PENDAKIAN ANNAPURNA BASE CAMP (ABC) HIMALAYA, NEPAL


MENUJU ANNAPURNA BASE CAMP (ABC) HIMALAYA  4132 mdpl

Bagi pehobi panjat gunung, panjat Himalaya merupakan impian setiap saat yang selalu ingin diwujudkan.... begitu juga saya, syukurlah waktu yang ditunggu tunggu akhirnya datang juga. Awal Oktober 2017 aku bisa berangkat bersama kawan kawan backpacker internasional Surabaya untuk mencoba track Annapurna Base Camp.
Tanggal 1 Okt 2017 pagi kami berlima berangkat dari jakarta ke Nepal transit di Kuala Lumpur.
malam hari waktu setempat  jam 19:00 kami mendarat di airport Khatmandu. Lengsung menuju pembuatan Visa On Arrival  isi formulir, bayar  US$ 25 (untuk 15 hari stay) tempel foto 4x6 beres, mudah banget kok.
Setelah urus bagasi, langsung dengan taxi setempat menuju penginepan, waah ternyata taxinya model mobil buatan 90 an bro, dan kondisi ibukota Nepal ini seperti jakarta th 80 an kali ya..... kotor  dan berdebu, model rumah pertokoannya ya sederhana. ( saya sarankan bagi yang ke nepal untuk sedia masker )
Penginapan kami di kawasan Tamel, pusat berkumpulnya turis turis yang mau panjat himalaya, disini banyak macam penginepan, toko souvenir juga toko peralatan panjat gunung  tentu saja banyak macam hiburan bagi touris.


                                          salah satu sisi kawasan Tamel Khatmandu

2 Okt '17 Kami eksplitasi Khatmandu, saya bersama pegawai hotel keliling Khatmandu dengan motor buatan india Royal Enfield 250 cc th 90 an. oh ya di masyarakat Khatmandu banyak memakai kendaraan tahun lama modelnya klasik baik mobil maupun motor yang dipakai.



                       Royal Enfield yang kupakai jelajahi Khatmandu (saat di daerah Tokha)

Saya diantar pegawai hotel yang kebetulan punya motor tsb keliling Katmandu, ke tempat wisata seperti Monkey Temple, Swayambhunat, Museum Durbar square juga ke daerah pegunungan (Tokha). di Katmandu ini susah untuk cari SPBU pada tutup, ada satu tapi antrinya puanjaaang banget.... sampai 40 menit antri beli BBM.

3 Okt '17  pagi jam 08:30 waktu setempat kami ditemani satu Sherpa dan dua Porter, mulai berangkat ke Pokhara Kota terdekat menuju ABC. Selama perjalanan menuju Pokhara jalan berliku dan pemandangan begitu indahnya, disini banyak dijumpai jembatan gantung untuk menuju daerah di sebrang sungai.


                                        Team kami dua dari jakarta, seorang dari Surabaya, seorang dari Bali (cew)                                            seorang lagi dari Australia (pemuda Ind yang sudah 7 th kerja di
                                          Ausee)

Dari Khatmandu ke Pokhara diperlukan waktu 7 jam ( bis sering berhenti istirahat, makan )




                                      Dalbath makanan asli Khatmandu lalapan, kuah kari, ayam,                  
                                      daging, nasi, kuah sayur.

Sekitar jam 16:00 kami sampai di Pokhara, Menginap di semacam guest house, mereka penduduk Pokhara banyak yang  menyewakan guest house di sebelah rumah/sekitar mereka, Kota ini punya danau yang indah dan banyak touris santai sekedar menikmati saat sunset atau sunrise di danau ini sebelum dan atau  sesudah panjat ABC.



                                                    Danau Pokhara

4 Okt '17  07:00 pagi kami berangkat dari Pokhara menuju Nayapool dengan minibus L-300 sekitar 2 jam perjalanan. Dari Nayapool kita ganti Jeep menuju Singwe sebelumnya ada cek permit letter di Birethanti. Dari Singwe ini kami mulai jalan kaki menuju ABC dengan tiga titik pos bermalam.


                                           Nayapool





                               Peta jalur pendakian menuju Annapurna Base Camp (ABC)

Dari singwe kami mulai jalan kaki menuju pos pertama Landruk, disini kami makan siang, lanjut sampai pos berikutnya jhinudanda.  .perlu diketahui bahwa di tiap pos ada semacam warung makan yang menyediakan makanan dan minuman lengkap  tentunya makanan khas nepal, juga kamar kamar penginapan dengan tarip semalam 150-250 NRP sekitar  Rp.19500 - 32500  (1 NRP= Rp 130) ga mahal sih.



                                          Jhinudanda

Lanjut ke pos Chhamrong  banyak pedagang cindera mata. Lanjut Sinuwa kemudian pos Bamboo. sejak dari Landruk ke Chamrong ini banyak tanjakan cukup tajam, cukup menguras tenaga.  Kami menginap di pos Bamboo ( dinamai demikian karena di lokasi sekitar ini banyak tumbuh pohon bambu. Udara malam terasa mulai dingiin.

5 Okt '17  Lanjut pendakian dari Bamboo menuju pos berikutnya  Dovan (2590 mdpl) , lanjut Himalaya (2900 mdpl) kemudian  Daurali (3200 mdpl) di sini tempat kita menginap berikutnya. Jalur ini tanjakan tidak terlalu tajam  kecuali dari Dovan ke Himalaya cukup tajam , tapi tetap perlu jaga kondisi tubuh jangan di paksa bila capai, berhentilah untuk sekedar istirahat minum harus itu..! soal air jangan kuatir sepanjang jalan banyak mata air bersih bisa langsung diminum segaar ... untuk mandi air hangat, makin ke atas makin mahal untuk sekali mandi dikenakan tarif 50-75 NRP juga bila kita cas HP, tidak gratis bro... hahaha...


                                          Pemandangan di sekitar Check point Chhamrong



Jembatan gantung setelah lewat pos Chhamrong



Pos Himalaya


Pos Daurali 


6 Okt '17 Setelah menginap semalam di Daurali, kami lanjutkan pendakian menuju pos berikutnya yaitu Marchapurche Base Camp (MBC)  (3700 mdpl), dan terakhir Annapurna Base Camp (ABC) (4130 mdpl) trek ini landai tidak terlalu tajam, tapi cukup menguras tenaga terutana dari MBC ke ABC karena pada ketinggian ini oksigen sudah tipis, terasa bener bener melelahkan hampir tiap 20 - 30 langkah kami berhenti untuk tarik napas...... tapi capek selama tiga hari ini terbalas sudah ketika sampai di ABC..... pemandangannya begitu menakjubkan.



Pemandangan padang rumput antara MBC dan ABC, 


padang rumput di sekitar MBC  banyak  digembalakan domba


                             
                              Sampai sudah puncak ABC Annapurna Base Camp 4130 mdpl


                                          Puncak Annapurna

Kami menginap semalam di Annapurna Base Camp,

7 Okt '17 kami turun dan menginap di pos Bamboo dan Landruuk,menginap semalam di Pokhara dan sehari di Katmandu.
tanggal 11 okt '17 Kami bertiga kembali ke Jakarta, teman kami yang dari Bali dan Australi melanjutkan perjalanan ke India.











Minggu, 20 Januari 2019

JELAJAH SULAWESI TENGAH

JELAJAH SULAWESI TENGAH


Perjalanan panjang keliling sulawesi tengah ini sudah saya rencanakan jauh hari, kebetulan ada tugas ke daerah Luwuk tepatnya di kec Toili, sekalian setelah selesai tugas, bisalah terlaksana....... Saya dengan teman teman sempat bersantai ria disela kesibukan kerja yaitu nyebrang ke pulau kecil daerah Morowali utara dan ke Luwuk


Pulau kecil Togonteo Morowali utara



Air terjun bertingkat  Salodik 20 km utara kota Luwuk 
dikelilingi hutan alami ber udara sejuk dan bersih 


Perjalanan ini diawali dari kec Pagimana jalan trans sulawesi. dengan mobil travel umum avanza yang mulai dari kota Luwu, saya mencegat di kec Pagimana. 
11 Jan '19 jam 23:30 mulailah perjalanan sendirian (karena teman2 karena lain hal mereka tidak bisa ikut) dari Pagimana menuju Palu. Sempat antri di daerah Kebun Kopi karena ada buka tutup jalan untuk proyek pelebaran jalan  buka jalan jam 12:00 siang.


                sempat bergambar di daerah Wentira yang 
                              oleh masy setempat dipercaya sebagai kerajaan jin 
                       terbesar, oleh kalangan supranatural dianggap 
       sebagai tempat terangker di indonesia

12 Jan '19 jam 13:30 sampailah saya di Palu. Sore itu juga saya ditemani kawan SMA Iman Hidianto keliling kota palu melihat kondisi kota yang belum lama dilanda gempa 7.4 SR Tsunami dan liquifaksi.



                    Area terlanda Liquifaksi di perumnas Palaroa, 
                             di dalam lumur itu terkubur rumah dan penghuning 
                            terkubur hidup hidup. Innalilahi wa Innailaihi rooji'un

13 Jan'19 jam 09:00 lanjut menuju Napu denga mobil umum (70 rb) yang berjaran kurang lbh 100 km. Tepatnya di desa Maholo kec Lore Tengah kab Poso. Disina saya menemui pak Rusli (hp.082344497870) rumahnya sebelah kantor desa, yang kemudian dibantu untuk dicarikan ojek menuju lembah Besowa, desa Doda kec.Lore tengah.

                                      Perjalanan Napu-Besowa 




Melintasi Taman Nasional Lore Lindu

                                           
   
                                   Patung Megalith Tadulako si panglima perang di lembah Besowa


                                         Megalith di situs Pokekea lembah Besowa




Megalith berupa Kalamba dan tutupnya di situs Pokekea

Sebenarnya ada banyak situs di lembah Besowa ini yang jaraknya antar situs  beberapa ratus meter hingga 10 km. batu Megalith disini sperti juga di tempat lain di dunia tidak diketahui dibuat untuk tujuan apa, kapan dan oleh siapa semua masih gelap tidak ada data prasast tertulisnya. Bentuk megalith berupa patung manusia seperti ini hanya dijumpai di lambah Bada dan Besowa serta di pulau Paskah pasifik Amerika. Pahatan patung dan Kalamba (bejana raksasa) yang halus dan simetris di batu granit menunjukkan kemampuan masyarakat saat itu cukup tinggi di jamannya. Oleh para ahli diperkirakan berusia 4000-2000 th SM. Jika benar, kemampuan masyarakat Sulawesi tengah saat/jaman itu tidak kalah dengan karya patung di Mesir kuno jaman Fir'oun, Sayang pemerintah setempat masih kurang perhatian dengan peninggalan megalith ini, misalnya dibuat pagar keliling, dan atap juga dibersihkan sekelilingnya ( kecuali di situs Pokekea yang sudah dipagar). Sayang  karena keterbatasan waktu, menjelang maghrib saya harus kembali ke Napu untuk bermalam dan keesokan hari harus melanjutkan perjalanan ke lembah Bada.

14 Jan '19 pagi jam 09:00 Lanjut perjalanan dari Napu ke Poso  yang berjarak 120 km an. sepanjang perjalanan terhampar pemandangan indah lembah Napu




perjalanan Napu - Poso


Sabana lembah Napu 

Dari Poso naik angkutan umum (30 rb) menuju Tantena sebuah kecamatan di pinggir danau Poso (yang sebenarnya dahulu bernama danau Tentena).
Dari Tantena naik angkutan umum menuju lembah Bada (100 rb),  jalan berliku liku dengan tikungan tajam...... wuuiiih, ditambah beberapa tebing jalan longsor..... Akhirnya sampailah di lembah bada jam 18:30. Langsung menginap di penginapan desa Gintu kec. Lore selatan

15 Jan '19 pagi jam 08:00 mulailah keliling lembah Bada dengan motor diantar penjaga penginepan.




                                    
                                   Patung Megalith Pelindo (si penghibur) demikian disebut                                                         penduduk setempat, merupakan patung terbesar dan tinggi -/+ 4 m 


                                              Megalith yang lebih kecil masy setempat menyebut nya                                                           Watulogah  di desa Pada



                         Megalith lebih kecil lagi teronggok di dekat kuburan desa Gintu


rumah adat di desa Tumihipi

Setelah keliling di beberapa situs jam 13:30 lanjut perjalanan kembali ke Palu.

16 Jan '19 jam 13:30 sampai kembali di Palu, nginap di penginepan semalam  maunya sore hari langsung ke Toraja krna semua bis berangkatnya pagi, terpaksa menginap semalam di Palu

17 Jan '19 jam 10:00 mulai perjalanan dari Palu ke Toraja naik bus umum (250 rb), 

18 jan '19 jam 06:30 sampai di Rantepao Toraja, makan pagi warung pinggir jalan,cari Ojek motor... langsung keliling eksploitasi daerah Rantepao. 


                                  Kalimbuang Bori +/- 4 km dari kota Rantepao, disini dijumpai 104 buah                                   megalith Menhir dan masuk kedalam ada makam di dalam batu.






                                     Makan di dalam batu di Kalimbuang Bori
                                   



                                 makam bayi di lobang pohon ditutup ijuk hitam. Dalam masyarakat Toraja, bayi yang belum tumbuh gigi, jika meninggal, dikubur dalam lobang pohon besar yang masih hidup.



                                  Tongkonan rumah adat Toraja di desa Kate kesu


Pekuburan di dasar tebing batugamping Kate Kesu


                      Pemakaman di dalam goa batugamping kars di desa Londa , 
                                   tampak peti mati  di tempatkan di ceruk goa dan tengkorak 
                                   berserak di bbrp tempat. 

Ada dua cara pemakaman mayat menurut adat Toraja, yaitu pertama dengan cara membuat lubang di dinding tebing batu suatu perbukitan batu, yang kedua diletakkan di dalam cerukan dinding goa batu, kebetulan di daerah tana toraja, batuan yang dominan batugamping yang mana lebih lunak dibanding batu beku.


                                   Patung patung bangsawan yang meninggal. Disisni khusus                                                    bangsawan yang dibuatkan patung, smakin tinggi letak 
                                   makamnya semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.

Setelah selesai tiga destinasi Kalimbuang Bori, Kate Kesu dan Londa, malam hari langsung cabut menuju Makasar dengan bus umum.
jam 20:00 bus mulai bergerak menuju Makassar

19 Jan '19 jam 04:00 nyampe bandara nurunin penumpang yang mau langsung penerbangan pagi itu. Lanjut masuk kota Makassar. turun di jalan Urip sumoharjo sebelum fly over, depan masjid sholat subuh. skedar buka laptop lihat laporan brosing cari penginepan terdekat, nemu nih namanya Wijaya Inn, Sambil nunggu cek in jam 12:00 di Wijaya Inn depan Makam Pahlawan dekat Masjid. 
Cek In, (220 rb) , istirahat siang, kondisi penginepan bersih (ala hotel bintang 3) ada swower air panas, TV LCD 30" kali ya, plus breakfast cuma kopi dan roti bakar.

Sore jam 17:30, pesan Gojek, ... meluncur ke pantai Losari.





                                    Masjid di Pantai Losari


20 Jan '19 jam 11:30 sudah nyampe Airport sultan Hasanuddin, jam 13:30 Take off ke Jakarta Halim........alhamdulillaaah nyampe rumah dengan selamat jam 16:30

sampai jumpa di jelajah berikutnya