Perjalanan panjang keliling sulawesi tengah ini sudah saya rencanakan jauh hari, kebetulan ada tugas ke daerah Luwuk tepatnya di kec Toili, sekalian setelah selesai tugas, bisalah terlaksana....... Saya dengan teman teman sempat bersantai ria disela kesibukan kerja yaitu nyebrang ke pulau kecil daerah Morowali utara dan ke Luwuk
Pulau kecil Togonteo Morowali utara
Air terjun bertingkat Salodik 20 km utara kota Luwuk
dikelilingi hutan alami ber udara sejuk dan bersih
Perjalanan ini diawali dari kec Pagimana jalan trans sulawesi. dengan mobil travel umum avanza yang mulai dari kota Luwu, saya mencegat di kec Pagimana.
11 Jan '19 jam 23:30 mulailah perjalanan sendirian (karena teman2 karena lain hal mereka tidak bisa ikut) dari Pagimana menuju Palu. Sempat antri di daerah Kebun Kopi karena ada buka tutup jalan untuk proyek pelebaran jalan buka jalan jam 12:00 siang.
sempat bergambar di daerah Wentira yang
oleh masy setempat dipercaya sebagai kerajaan jin
terbesar, oleh kalangan supranatural dianggap
sebagai tempat terangker di indonesia
12 Jan '19 jam 13:30 sampailah saya di Palu. Sore itu juga saya ditemani kawan SMA Iman Hidianto keliling kota palu melihat kondisi kota yang belum lama dilanda gempa 7.4 SR Tsunami dan liquifaksi.
Area terlanda Liquifaksi di perumnas Palaroa,
di dalam lumur itu terkubur rumah dan penghuning
terkubur hidup hidup. Innalilahi wa Innailaihi rooji'un
13 Jan'19 jam 09:00 lanjut menuju Napu denga mobil umum (70 rb) yang berjaran kurang lbh 100 km. Tepatnya di desa Maholo kec Lore Tengah kab Poso. Disina saya menemui pak Rusli (hp.082344497870) rumahnya sebelah kantor desa, yang kemudian dibantu untuk dicarikan ojek menuju lembah Besowa, desa Doda kec.Lore tengah.
Perjalanan Napu-Besowa
Melintasi Taman Nasional Lore Lindu
Patung Megalith Tadulako si panglima perang di lembah Besowa
Megalith di situs Pokekea lembah Besowa
Megalith berupa Kalamba dan tutupnya di situs Pokekea
Sebenarnya ada banyak situs di lembah Besowa ini yang jaraknya antar situs beberapa ratus meter hingga 10 km. batu Megalith disini sperti juga di tempat lain di dunia tidak diketahui dibuat untuk tujuan apa, kapan dan oleh siapa semua masih gelap tidak ada data prasast tertulisnya. Bentuk megalith berupa patung manusia seperti ini hanya dijumpai di lambah Bada dan Besowa serta di pulau Paskah pasifik Amerika. Pahatan patung dan Kalamba (bejana raksasa) yang halus dan simetris di batu granit menunjukkan kemampuan masyarakat saat itu cukup tinggi di jamannya. Oleh para ahli diperkirakan berusia 4000-2000 th SM. Jika benar, kemampuan masyarakat Sulawesi tengah saat/jaman itu tidak kalah dengan karya patung di Mesir kuno jaman Fir'oun, Sayang pemerintah setempat masih kurang perhatian dengan peninggalan megalith ini, misalnya dibuat pagar keliling, dan atap juga dibersihkan sekelilingnya ( kecuali di situs Pokekea yang sudah dipagar). Sayang karena keterbatasan waktu, menjelang maghrib saya harus kembali ke Napu untuk bermalam dan keesokan hari harus melanjutkan perjalanan ke lembah Bada.
14 Jan '19 pagi jam 09:00 Lanjut perjalanan dari Napu ke Poso yang berjarak 120 km an. sepanjang perjalanan terhampar pemandangan indah lembah Napu
perjalanan Napu - Poso
Sabana lembah Napu
Dari Poso naik angkutan umum (30 rb) menuju Tantena sebuah kecamatan di pinggir danau Poso (yang sebenarnya dahulu bernama danau Tentena).
Dari Tantena naik angkutan umum menuju lembah Bada (100 rb), jalan berliku liku dengan tikungan tajam...... wuuiiih, ditambah beberapa tebing jalan longsor..... Akhirnya sampailah di lembah bada jam 18:30. Langsung menginap di penginapan desa Gintu kec. Lore selatan
15 Jan '19 pagi jam 08:00 mulailah keliling lembah Bada dengan motor diantar penjaga penginepan.
Patung Megalith Pelindo (si penghibur) demikian disebut penduduk setempat, merupakan patung terbesar dan tinggi -/+ 4 m
Megalith yang lebih kecil masy setempat menyebut nya Watulogah di desa Pada
Megalith lebih kecil lagi teronggok di dekat kuburan desa Gintu
rumah adat di desa Tumihipi
Setelah keliling di beberapa situs jam 13:30 lanjut perjalanan kembali ke Palu.
16 Jan '19 jam 13:30 sampai kembali di Palu, nginap di penginepan semalam maunya sore hari langsung ke Toraja krna semua bis berangkatnya pagi, terpaksa menginap semalam di Palu
17 Jan '19 jam 10:00 mulai perjalanan dari Palu ke Toraja naik bus umum (250 rb),
18 jan '19 jam 06:30 sampai di Rantepao Toraja, makan pagi warung pinggir jalan,cari Ojek motor... langsung keliling eksploitasi daerah Rantepao.
Kalimbuang Bori +/- 4 km dari kota Rantepao, disini dijumpai 104 buah megalith Menhir dan masuk kedalam ada makam di dalam batu.
Makan di dalam batu di Kalimbuang Bori
makam bayi di lobang pohon ditutup ijuk hitam. Dalam masyarakat Toraja, bayi yang belum tumbuh gigi, jika meninggal, dikubur dalam lobang pohon besar yang masih hidup.
Tongkonan rumah adat Toraja di desa Kate kesu
Pekuburan di dasar tebing batugamping Kate Kesu
Pemakaman di dalam goa batugamping kars di desa Londa ,
tampak peti mati di tempatkan di ceruk goa dan tengkorak
berserak di bbrp tempat.
Ada dua cara pemakaman mayat menurut adat Toraja, yaitu pertama dengan cara membuat lubang di dinding tebing batu suatu perbukitan batu, yang kedua diletakkan di dalam cerukan dinding goa batu, kebetulan di daerah tana toraja, batuan yang dominan batugamping yang mana lebih lunak dibanding batu beku.
Patung patung bangsawan yang meninggal. Disisni khusus bangsawan yang dibuatkan patung, smakin tinggi letak
makamnya semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.
Setelah selesai tiga destinasi Kalimbuang Bori, Kate Kesu dan Londa, malam hari langsung cabut menuju Makasar dengan bus umum.
jam 20:00 bus mulai bergerak menuju Makassar
19 Jan '19 jam 04:00 nyampe bandara nurunin penumpang yang mau langsung penerbangan pagi itu. Lanjut masuk kota Makassar. turun di jalan Urip sumoharjo sebelum fly over, depan masjid sholat subuh. skedar buka laptop lihat laporan brosing cari penginepan terdekat, nemu nih namanya Wijaya Inn, Sambil nunggu cek in jam 12:00 di Wijaya Inn depan Makam Pahlawan dekat Masjid.
Cek In, (220 rb) , istirahat siang, kondisi penginepan bersih (ala hotel bintang 3) ada swower air panas, TV LCD 30" kali ya, plus breakfast cuma kopi dan roti bakar.
Sore jam 17:30, pesan Gojek, ... meluncur ke pantai Losari.
Masjid di Pantai Losari
20 Jan '19 jam 11:30 sudah nyampe Airport sultan Hasanuddin, jam 13:30 Take off ke Jakarta Halim........alhamdulillaaah nyampe rumah dengan selamat jam 16:30
sampai jumpa di jelajah berikutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar