PENDAKIAN GUNUNG SLAMET
Gunung Slamet yang akan saya daki ini merupakan gunung berapi aktif tertinggi di jawa tengah ( 3428 mdpl). Gunung ini terletak di empat kabupaten tegal, Purbalingga, Purwokerto, Brebes, Banyumas dan Pemalang.
Jalur pendakian standar adalah dari Blambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Baturraden dan dari Desa Gambuhan, Desa Jurangmangu dan Desa Gunungsari di Kabupaten Pemalang. Selain itu ada pula jalur yang baru saja diresmikan tahun 2013 lalu, yaitu jalur Dhipajaya yang terletak di Kabupaten Pemalang.
Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air. Pendaki disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor penyulit lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.
Jalur pendakian lainnya adalah melalui objek wisata pemandian air panas Guci, Kabupaten Tegal. Meskipun terjal, rute ini menyajikan pemandangan yang paling baik. Kawasan Guci dapat ditempuh dari Slawi menuju daerah Tuwel melewati Lebaksiu
Pendakianku kali ini sebenarnya saya lakukan tanggal 16 agustus 2018, dengan rencana merayakan 17 agustus di puncak.Tanggal 15 agustus 2018 jam 13:00 saya berangkat dengan Gojek dari rumah Binagriya Pekalongan ke Kajen menghampiri teman (ketemu di FB) untuk berangkat bersama.
Dari kajen jam 14:00 berangkat berboncengan menggunakan motor metic Beat. menuju desa Bambangan kab Purbalinggo salah satu pintu gerbang pendakian puncak gunung Slamet.
saya dan Tito
Jalur yang akan kami lalui adalah jalur Bambangan kab Purbalingga.
Dari Kajen kami menuju melalui Bantarbolang, Randudongkal, Belik terus menuju Bambangan melalui jalan aspal bagus meliukliuk kerkelok naik turun... asyiiik.
Bantarbolang kab. Pemalang struktur lipatan perselingan batupasir
batulempung tufaan.
jam 16:00 kami nyampe pos Bambangan, segera lapor camp dan periksa kesehatan karena kami tidak membawa surat keterangan sehat. rupanya disini tersedia paramedis untuk periksa kesehatan.
Istirahat sebentar, disini rupanya sedang musim kemarau sehingga susah air, tetapi tak usah khawatir di pos bambangan tersedia air untuk buang air dan mandi.
Menginap semalam gratis di pos Bambangan, di sekitar pos banyak rumah penduduk yang menyediakan ruang untuk sekedar tidur sekalian warung makan yang buka sampai tengah malam.
16 Agustus 2018
Pagi setelah makan pagi dan menyapkan perbekalan terutama air minum yang cukup banyak karena selama perjalanan kelak tidak ada mata air. apalagi ini musim kemarau.... jarang air.. mata air pada kering.
kami berangkat jam 08:00 mulai start trekking menuju puncak.
pos #1
pos #3
Jangan kuatir sampai pos #4 masih dijumpai panjual makanan/minuman (roti, buah gorengan nasi minuman kemasan). Setalah pos #4 soal harga tentunya makin keatas makin mahal to ya.... hahahah nah dari pos#4 sampai puncak tidak ada orang jualan lagi.....
sekitar Pos#5
jam 15:00 kami nyampe di pos #7 ( pos terakhir pos #8 ). Di pos#7 inilah kami menginap dirikan tenda, malam itu penuh tenda rame banget karena pada ingin 17 an di puncak.bahkan ada yang tidur di rerumputan tidak bertenda .
17 Agustus 2018
Jam 02:00 kami mulai tracking menuju puncak. Treck terakhir menuju puncak berupa pasir kerikil lepas yang agak susah dan sering mrosot jika diinkjak, jadi perlu hati hati.
Di trek terakhir ini kami disuguhi pemandangan indah persis saat berada diatas awan, menunggu sun rise....
posisi di atas awan menunggu sun rise
sekitar jam 06:00 17 Agustus 2018 kami sampai puncak ketinggian 3528 mdpl. legaaa... semua capek terbayar tuntas
Setelah foto foto dan upacara 17 agustus kami turun kembali ke bambangan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar